hal. 1 word definisi pengalaman belajar praktika keperawatan

halaman 1 word definisi pengalaman belajar praktika keperawatan
  • Pengertian
PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley, 1980). Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence Nigthingale dalam bukunya What it is and What it is not) PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATN PROFESIONAL Keperawatan adalah fungsi unik dari perawat membantu individu sakit atau sehat dalam melaksanakan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau untuk meninggal dunia dengan tenang yang dapat dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan, harapan dan pengetahuan (Virginia Handerson, 1958) Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yg mencakup seluruh siklus kehdpan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1986) Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status, menentukan diagnosa, merencanakan dan mengimplementasi strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan (National Council of State Board of Nursing/NCSBN) Praktik keperawatan profesional tertuang juga dlm Nurse Practice Art New York 1972 Praktik keperawatan terdapat dalam American Nursing Association/ANA)
  • Peranan
  PERANAN LEGAL PRAKTIK KEPERAWATAN 
A.Pengertian Legal Legal adalah sesuat yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia 
B.Dimensi Legal dalam Keperawatan Perawat perlu tahu ttg hukum yang mengatur prakteknya untuk: 1.Memberikan kepastian bahwa keputusan & tdkan prwt yg di lakukan konsisten dg prinsip2 hukum 2. Melindungi perawat dari liabilitas C.Perjanjian atau kontrak dalam perwalian Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Dlm konteks hukum, kontrak sering di sebut dengan perikatan atau perjanjian. Perikatan artinya mengikat orang yg satu dengan orang lain. Hukum perikatan di atur dlm UU hukum Perdata pasal 1239 " Semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak mempunyai nama tertentu, tunduk pada ketentuan2 umum yang termatub dlm bab ini dan bab yg lalu." Lebih lanjut menurut ketentuan pasal 1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan, berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu. Perikatan dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat sbb: Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (Consencius) Ada kecakapan thp pihak2 untuk membuat perjanjian (capacity) Ada sesuatu hal tertentu ( a certain subjec matter) dan ada sesuatu sebab yg halal (Legal Cause) (Muhammad 1990) Kontrak perawat-pasien dilakukan sebelum melakukan asuhan keperawatan. Kontrak juga dilakukan sebelum menerima dan di terima di tempat kerja Kontrak P-PS di gunakan untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yg bekerja sama Kontrak jg untuk menggugat pihak yg melanggar kontrak yg di sepakati D. Batas Tanggung Jawab dalam Keperawatan Menjalan Pesanan Dokter Menurut Becker (Dlm Kozier,Erb 1990) empat hal yg hrs di tanyakan prwt utk melindungi mereka secara hkm: Tanyakan pesanan yg di tanyakan pasien Tanyakan setiap pesanan setiap kondisi pasien berubah Tanyakan dan catat pesan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi. Tanyakan pesanan (Standing Order ), terutama bila perawat tdk berpengalaman. . 2. Melaksanakan Intervensi Keperawatan Mandiri atau yang di Delegasi Dlm Melaksanakan intervensi kepwtan prwt memperhatikan bbrp prekausi: Ketahui pembagian tugas ( Job Deskrption) mereka Ikuti kebijakan & prosedur yg di tetapkan di tempat kerja Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama. Pastikan bahwa obat yg benar di berikan dengan dosis, rute, waktu dan pasien yg benar. Lakukan setiap prosedur secara tepat Catat semua pengkajian & perawatan yg di berikan dg cepat dan akurat. Catat semua kecelakaan yg mengenai pasien Jalin & pertahankan hubungan saling percaya yg baik (rapport) dengan pasien. Pertahankan kompetisi praktik keperawatan. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab keperawatan, pastikan bahwa org yg di berikan delegasi tgs mengetahui apa yg hrs di kerjakan & org tsb memiliki pengetahuan & keterampilan yg di butuhkan. Selalu waspada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan scr penuh setiap tgs yg di laksanakan. E. Berbagai Aspek Legal Dalam Keperawatan Fungsi Hukum Dalam Praktek Keperawatan a. Hkm memberikan kerangka u/ menentukan tindakan keperawatan mana yg sesuai dg hkm b. Membedakan t.j perawat dengan t.j profesi yang lain c. Membantu menentukan batas2 kewenangan tidkan keprwt mandiri d. Membantu dlm mempertahankan standar praktik keprwt dg meletakan posisi prwt memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier,Erb) F. Perlindungan Legal Untuk Perawat Untuk menjalankan praktiknya scr hukum perawat hrs di lindungi dari tuntutan mal praktik dan kelalaian pada keadaan darurat. Contoh: UU di A.S yg bernama Good Samaritan Acts yg memberikan perlindungan tenaga kesehatan dlm memberikan pertolongan pada keadaan darurat. Di Kanada terdpt UU lalu lintas yg memperbolehkan setiap orang u/ meolong korban pada setiap situasi kecelakaan yg bernama Traffic Acr
  • jenis-jenis metode PBP 
  Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode pendekatan di bawah ini :
1. Metode fungsional.
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sbb :
a. Kepala Ruangan, tugasnya : Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
b. Perawat staf : - Melakukan askep langsung pada pasien - Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan
c. Perawat Pelaksana :. Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Admionistrasi ruangan Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
v Kerugian metode fungsional: - Pasien mendapat banyak perawat. - Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan - Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan. - Pelayanan terputus-putus
- Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
v Kelebihan dari metode fungsional : - Sederhana - Efisien.
- Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
- Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
- Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
- Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
v Contoh metode fungsional
-Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.
Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien
2. Metode penugasaa pasien/metode kasus
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
v Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU.
v Kekurangan metode kasus : - Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh - Membutuhkan banyak tenaga.
- Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
- Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas.
v Kelebihan metode kasus: - Kebutuhan pasien terpenuhi. - Pasien merasa puas. - Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
3. Metode penugasan tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.
Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
v Ketenagaan dari tim ini terdiri dari : - Ketua tim - Pelakaana perawatan - Pembantu perawatan
Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.
v Kelebihan metode tim: - Saling memberi pengalaman antar sesama tim. - Pasien dilayani secara komfrehesif - Terciptanya kaderisasi kepemimpinan - Tercipta kerja sama yang baik .
- Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
- Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
v Kekurangan metode tim: -Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya. - Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.
-Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
- Akontabilitas dalam tim kabur.
4. Metode Perawatan Primer
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
v Tugas perawat primer adalah : - Menerima pasien - Mengkaji kebutuhan - Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi. - Mengkoordinasi pelayanan - Menerima dan menyesuaikan rencana - menyiapkan penyuluhan pulang
v Konsep dasar :
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat 2. Ada otonomi 3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
v Ketenagaan : 1. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side. 2. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat 3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal. 4. Perawat profesional sebagai primer d.an perawat non profesional sebagai asisten.
v Kepala bangsal : 1. Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer 2. Orientasi dan merencanaka karyawan baru. 3. Menyusun jadwal dinas 4. Memberi penugasan pada perawat asisten.
v Kelebihan dari metode perawat primer: - Mendorong kemandirian perawat. - Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat - Berkomunikasi langsung dengan Dokter - Perawatan adalah perawatan komfrehensif
- Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
v Kelemahan dari metode perawat primer: - Perlu kualitas dan - kuantitas tenaga perawat, - Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
5. Metode Modul (Distrik)
Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.
v Keuntungan dan Kerugian
Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.
Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.
  •  Penentuan metode PBP
Abstrak
       Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting, namun dalam prakteknya masih banyak hambatan-hambatan yang mengakibatkan pendokumentasian belum sempurna. Kurang patuhnya perawat akan berakibat rendahnya mutu asuhan keperawatan dan masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.
       Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Metode yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 80 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan. Data diolah dengan uji statistik chi square dan uji regresi logistik.
       Hasil penelitian : menunjukan bahwa ada hubungan antara unsur tenaga (p value = 0,003), pelatihan (p value = 0,001), sarana (p value = 0,006), supervisi (p value = 0,0017), reward (p value = 0,0017), punishment (p value = 0,002), waktu (p value = 0,037), kegunaan (p value = 0,0013) dan motivasi (p value = 0,002) dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan ( p < 0,05 ; α = 0,05 ), setelah itu dilakukan uji regresi logistik untuk mencari faktor yang dominan, yaitu unsur tenaga (sig: 0,004) dan motivasi (sig: 0,011),
       Kesimpulan: disarankan untuk memperbaiki ketenagaan, mempertahankan dan meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan.
Kata kunci : Faktor-faktor, pendokumentasian, asuhan keperawatan
Abstract
       Documentation of nursing care is very important, but in the fact there is many obstacles yhat caused the documentation is not perfect yet. Less obediently nurses will result in poor quality nursing care and many other factors that influence the implementation of nursing care documentation.
The approach of this research: know factors and analyse the dominant factors that influence the realization of dokumentation nursing care
Method of research: used is analytical survey with cross sectional approach with a sample of 80 respondents. Data was processed using the chi-square statistical tests and logistic regression tests. The Instruments used are questionnaires factors that influence the implementation of nursing care documentation.
The result of research:  there is relationship among energy substance ( p value = 0,003), training (p value = 0,001), tools (p value = 0,006), supervision (p value = 0,0017), reward (p value = 0,017), punishment (p value = 0,002),  usefulness (p value = 0.002), time (p value = 0,023), importance ( p value = 0,000 ), and motivation ( p value = 0,00 ) with the realization of documentation nursing care (p < 0,05 ; α = 0,05). After which logistic regression test to find the dominant factors, namely energy substance (sig: 0.004) and motivation (sig: 0.011).
Conclusion: Recommended to improve the personnel to maintain and increase nurse’s motivation in performing nursing documentation nursing care because of that suggesting to defence and increase motivation in the case to realize the dokumentation of nursing process..
The Keyword : Factors, documentation, nursing care. 
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi metode PBP 
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan adalah dari faktor klien, faktor tenaga, faktor lingkungan dan organisasi. Faktor klien, diantaranya kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga. Faktor tenaga, diantaranya jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis. Faktor lingkungan, diantaranya tipe dan lokasi rumah sakit, fasilitas dan jenis pelayanan, kelengkapan peralatan medik, pelayanan penunjang dan macam kegiatan yang dilaksanakan seperti penyuluhan dan kunjungan rumah. Faktor organisasi, diantaranya mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan dan pengembangan.
            Banyak faktor yang mempengaruhi ketenagaan di rumah sakit. Dengan ketenagaan yang kurang dan formasi yang tidak sesuai di setiap ruangan maka akan mempengaruhi terhadap penurunan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dengan penurunan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan berarti fungsi dokumentasi sebagai alat komunikasi, mekanisme pertanggung gugatan, metode pengumpulan data, sarana pelayanan keperawatan, sarana evaluasi, sarana meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan, sarana pendidikan, audit pelayanan keperawatan, akan tidak mempunyai fungsi dan manfaat yang maksimal dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tetapi ada beberapa perawat yang juga berpendapat, walaupun tenaga cukup tetapi motivasi perawat tidak ada maka pendokumentasian asuhan keperawatan juga tidak akan berfungsi maksimal.
         Menurut Uji regresi logistik, faktor motivasi juga merupakan faktor dominan kedua yang dapat mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan. Motivasi merupakan energi yang mendorong seseorang untuk bangkit menjalankan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
         Agar motivasi dapat terus ada, diperlukan cara untuk menciptakan iklim kerja diantaranya mengidentifikasi sumber stress, yang berupa jumlah pasien berlebihan, kondisi pasien yang berat dan serius, staf perawat kurang, konflik diantara perawat dan dokter. Melakukan tindakan pencegahan atau mengurangi stress, yang berupa rotasi dinas yang luwes, tidak terlalu sering melakukan perubahan dan mengadakan program latihan. Menciptakan suasana kerja yang akrab dan terbuka, komunikasi yang efektif, mengurangi kontrol yang berlebihan, memberikan reinforcement pada hasil kerja, peningkatan kesejahteraan (Swansburg)
            Motivasi merupakan suatu proses emosi dan proses psikologis dan bukan logis. Motivasi pada dasarnya merupakan proses yang tidak disadari. Jadi dalam tiap individu kebutuhan untuk memotivasi berbeda dari waktu ke waktu. Kuncinya kebutuhan mana yang saat itu paling dominan. Untuk pendokumentasian asuhan keperawatan dibutuhkan motivasi perawat yang timbul sepenuhnya dari hati. Sehingga untuk menimbulkan motivasi yang baik maka perawat sendiri perlu menyadari kebutuhan dan kepentingan pendokumentasian asuhan keperawatan (Swansburg)
            Untuk memotivasi seorang perawat, selain kesadaran dari orang itu sendiri, perlu orang lain yang memberi motivasi karena dengan kehadiran orang lain akan semakin meningkatkan motivasi dalam diri perawat. Dalam hal ini sosok manajer perawat diharapkan dapat mengaplikasikan teknik, keterampilan dan pengetahuan termasuk teori motivasi untuk membantu perawat memperoleh apa yang mereka inginkan dari pekerjaan perawatan (Swansburg)
            Semua orang mempunyai motivasi namun pilihan untuk bertindak tergantung dari individu. Untuk itu motivasi harus memberikan stimulus yang baik bagi seseorang dalam melakukan sesuatu. Seorang perawat diharapkan mempunyai motivasi yang benar dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Setiap orang pasti mempunyai motivasi yang berbeda-beda, walaupun berbeda tetapi janganlah menghambat proses pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yang menjadi tolok ukur bagi perawat dalam bekerja. Sebaliknya dengan perbedaan motivasi akan meningkatkan kesadaran diri bahwa perawat sebenarnya merupakan pekerjaan yang membuthkan pelayanan yang prima bagi pasien-pasiennya.
         Dengan kesadaran diri perawat maka akan meningkatkan motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dengan motivasi diri yang tinggi  dan kepatuhan dari seorang perawat maka pencapaian tujuan akan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan akan dilakukan dengan baik dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan profesional dalam bidang keperawatan,
         Hal ini juga sudah terbukti dengan hasil penelitian diatas bahwa semakin tenaga yang memadai dan motivasi yang ada dalam diri perawat akan membuat peluang perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan semakin tinggi nilainya.